Sabtu, 12 Juni 2010

PROMISE

PROMISE

“ingat ya!!” kata seorang anak perempuan pada anak laki laki
“10 tahun lagi kita harus ada disini lagi untuk bertemu lagi!” lanjut anak perempuan itu
“Baik! Aku tunggu! Ini surat untukmu.. didalamnya tertera janji kita hari ini..” tegas anak laki laki itu
“Baiklah.. selamat tinggal..”

Lalu anak perempuan itu pergi bersama keluarganya dengan pesawat terbang dan meninggalkan anak laki laki itu
Anak laki laki itu menatap langit dan berteriak
“10 TAHUN!! AKU AKAN ADA DISINI 10 TAHUN LAGI!! KAU JUGA HARUS DATANG KESINI!”
Lalu dia menghela nafasnya

10 Tahun kemudian
Seorang laki laki sedang berada di sebuah bandara sembari memperhatikan sebuah kalung yang tergantung di lehernya
“Kim SunHi.. ya.. haha.. janji yang bertahan 10 tahun.. bodoh sekali..” gumam lelaki yang bernama yesung itu
“10 tahun lagi kita harus ada disini lagi untuk bertemu lagi!”
Kalimat yang selalu diingat oleh Yesung.. kalimat dari seorang sahabat pertama.. sekaligus cinta monyet pertamanya yang lucunya masih ia ingat sampai sekarang..
“seperti orang bodoh..” Gumam yesung lagi , lalu bangkit dari duduknya dan segera beranjak menuju pintu keluar
Wuushh
Seakan ingin menunjukan sesuatu, angin bertiup lembut dari arah ruang tunggu bandara setelah yesung keluar dari ruang tunggu itu, angin yang menuntunnya untuk melihat pada seorang wanita berkacamata hitam yang tersenyum dengan lesung pipinya
“Sun..” yesung mencoba untuk memanggil nama perempuan itu
Yesung membalikan tubuhnya membelakangi gadis itu
“tunggu sebentar.. tau dari mana aku kalau dia itu Kim SunHi? Astaga.. aku ceroboh sekali..” pikir yesung dalam hati
Saat Yesung membalikan tubuhnya lagi, ada seorang wanita yang sedang menunjukan sebuah kalung dengan cincin pembuka kaleng kecil dihadapan Yesung
Yesung hanya terpaku diam, dan saat itu juga perempuan itu menarik kalung yang tergantung di leher Yesung
“ma..mau apa kau??” tanya Yesung yang masih belum bisa menguasai pikirannya
Perempuan itu hanya tersenyum dan melepaskan kacamata hitamnya
“aku memenuhi janji..” ujar perempuan itu
“Ki..Kim .. Kim SunHi??” Yesung tergagap
Perempuan itu memeluk Yesung dan berbisik di telinganya
“ya.. Yesung..”
Yesung tersenyum penuh arti dan membalas pelukan itu

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

“bagaimana mungkin kau masih mengingat janji itu?” tanya Yesung
“kau sendiri?” SunHi balik bertanya
Yesung tersenyum malu
“Aku tidak mungkin melupakan sahabat pertamaku..” ujar SunHi sambil menyubit pipi yesung
“nado..” Yesung membalas cubitan itu
“yasudah.. 10 tahun meninggalkan kota ini.. aku yakin pasti banyak sekali yang berubah..” jelas SunHi
“jadi?” tanya Yesung
“antar aku mencari tempat makan.. kita jalan2..” ujar SunHi lurus
“oke..”

Ada sesuatu yang aneh pada SunHi.. Yesung menjemput SunHi di Bandara.. Tapi apa wajar kalau seseorang yang sudah 10 tahun tidak menginjak tanah kelahirannya sama sekali tidak membawa tas atau barang2 keperluan?? Hanya membawa tas jalan2 kecil?? Apa SunHi meminta seseorang untuk mengantarkan barang ke rumahnya?? Ah sudahlah..

~Di Cafe~
“aku mau ke toilet sebentar..” izin SunHi
“eh? Oke..” ujar Yesung

“eh? SunHi meninggalkan ponselnya..?” ujar Yesung
Yesung yang penasaran membuka ponsel SunHi, dan memasukan nomer ponselnya ke ponsel sunhi, dan tanpa niat apapun, dia melihat lihat isi kontak SunHi, dan menemukan kontak bernama “UMMA”..
“hee.. ada nomer Bibi.. aku minta ah.. siapa tau butuh..”
Lalu yesung memasukan nomer ponsel ibu SunHi ke ponselnya dan dengan niat iseng membuka inbox ponsel sunhi
“apa ini boleh ya??” Yesung berpikir lagi
“ahh.. seseorang harus melakukan apa yang ingin ia lakukan!” Ujar Yesung dengan seenaknya menentukan sendiri
Yesung mulai membaca inbox SunHi, dan ia temukan sebuah keanehan
Semua pesan di inbox sunhi semuanya berasal dari 8 bulan yang lalu.. sama sekali tidak ada pesan yang baru diterima .. begitu pula pesan terkirim.. sama sekali tidak ada update? Apa ini wajar??
“.......” Yesung memutar otaknya dan terus berfikir sampai seseorang menepuk pundaknya
“apa yang kau lakukan dengan ponsel ku??” tanya SunHI
“ah, mian.. aku bermaksud untuk memasukan nomer ponsel ku.. maaf kalau aku lancang..” ujar yesung
“oohh.. ne kwaenchana.. oh ia.. aku ingin pulang sekarang..” pinta SunHi
“he?? Untuk apa?” tanya Yesung
“pulang lah! Ngapain lagi?? G boleh?” tanya SunHi lagi
“eh?? Boleh sih... ok aja..” ujar Yesung setuju

Yesung dan SunHi berjalan sampai ke sebuah perempatan jalan
“Sampai sini saja.. arah rumahmu kesana kan? Aku kesini.. dah..” ujar SunHi
“eh? Iia deh.. dadaaah..” ujar yesung
Lalu SunHI berjalan kearah rumahnya dan melambaikan tangannya
Yesung membalas lambaian tangan itu
Yesung mulai berpikir kembali
“kapan aku berbicara soal dimana rumahku padanya??”
Yesung benar benar bingung
“sudahlah........Ah! aku lupa menanyakan alamat rumahnya!”
Yesung mencoba menelepon ponsel SunHi
“Nomer yang anda tuju.. sedang tidak aktif.. silakan.....”
Ckrek
Yesung menutup teleponnya
“hee.. g aktif?? Yaudah tanya bibi aja deh..”
Yesung mencoba menelepon bibinya itu
Tuuuttt..Tuuutt..Tuuuttt.. Ckrek
“Hello??” terdengar suara diujung sana, ya.. HELLO.. tentu saja orang sana pasti akan berkata begitu.. itu kan luar negeri..
“Ah.. Hello.. can u speak korean??” tanya Yesung langsung
“Ah.. ya.. ada apa? Siapa disana??” tanya ibu SunHi
“Ahh!! Bibi! Ini aku! Yesung!” ujarnya
“ahh.. yesung ?? apa kabar?? “
“baik bi.. hahaha.. aku ingin bertanyaa bibi..”
“bertanya apa??”
“boleh aku minta alamat SunHi di Seoul?”
“hah? Sun..SunHi?? Seoul??”
“he? Kenapa?? Kenapa bingung begitu?? Apa bibi lupa menaruh catatan alamatnya??” tanya Yesung polos
“tunggu.. kenapa SunHi? Dan kenapa.. SEOUL?” tanya bibi
“eh?? Memang kenapa??”
Lalu ibu SunHi menjelaskan kebingungannya itu, membuat Yesung segera berlari ke bandara dan segera membeli tiket ke inggris, dan beruntung ada sisa 3 tiket untuk pesawat yang akan berangkat 2 jam lagi
2 jam dia habiskan dengan meremas tangannya sendiri, menggigit bawah bibirnya dan sibuk mengelap keringat tegangnya dan berusaha untuk menghentikan getaran tubuhnya
2 jam berlalu, dia segera naik ke pesawat, hanya berbekal dompet, ponsel, dan tas kecil
3 jam kemudian dia sampai di London.. Iggris.. dan ia segera menghentikan taxi untuk pergi kerumah bibinya itu, untungnya dia termasuk mahasiswa yang berprestasi dibahasa inggris
“BIBI!!!!!” tanpa mengetuk pintu , yesung segera masuk kerumah SunHi di inggris itu
“astaga.. “ tentu saja Ibu SunHI kaget melihat sesosok orang yang baru 3 jam yang lalu ditelepon dan masih berada di negara yang berbeda
“hh..hh.. tolong.. jelask..an.. sekali lagi.. hh..hh.. yang.. tadi..” Yesung ngos ngosan
Bibi mengajak nya duduk dan menyuguhkan segelas teh dan memulai percakapannya
“a..apa??” Yesung mencoba meyakinkan pendengarannya
“SunHi sudah.. meninggal.. 8 bulan yang lalu..”
“tapi.. tadi? Di Bandara.. aku? Dan SunHi??”
Seolah mengerti apa yang yesung katakan, bibi mengambil sepucuk surat dan menyerahkannya pada Yesung
“ini kan?”
Surat itu adalah surat janji yang ia berikan 10 tahun yang lalu pada SunHi
“10 tahun.. 10 tahun setelah kami meninggalkan SEOUL.. tidak satu haripun ia lewatkan tanpa membaca surat ini..”
Tubuh yesung bergetar hebat
“dan..apa yang terjadi padanya??”
“kecelakaan.. kecelakaan besar yang menyebabkan belasan penumpang Bis meninggal dunia.. dan Sunhi ada didalam belasan orang itu..”
Bagaikan digembok, bibir Yesung tidak sanggup mengeluarkan satu huruf pun
“di rumah sakit.. menjelang kematiannya.....”
Yesung mulai menajamkan pendengarannya
“dia berkata padaku.. untuk menyampaikan sesuatu padamu..”
Yesung menggigit bibir bawahnya
“5 kalimat terakhir yang dia ucapkan menjelang kepergiannya.. bukan untuk keluarganya.. bukan untukku.. bukan untuk sahabatnya.. bukan untuk gurunya..”
Yesung mulai berkaca kaca
“tapi untukmu..”
Yesung terdiam, wajahnya memerah
“diminta diam pun dia terus berusaha mengucapkan semua kalimat itu.. dia bilang.. “

“Satu.. Aku harus bisa memenuhi janjiku padamu..”
Yesung tersentak melihat seorang wanita yang bertubuh tidak nyata mengucapkan sesuatu padanya sembari tersenyum
“Sun..SunHi??” Yesung segera berdiri
“Dua.. Aku selalu merindukanmu..”
Yesung mencoba untuk semakin mendekatinya
“Tiga.. 10 tahun .. sama sekali tidak pernah kuhilangkan namamu dari pikiranku..”
Yesung mulai menangis dan semakin mendekati sosok itu
“empat.. aku selalu berharap kau juga sama sepertiku..”
Yesung mencoba menangkap sosok itu
“Lima.. Aku mencintaimu sekarang dan selamanya..”
Dan setelah sosok itu mengucapkan 5 kalimat.. sosok itu hilang dalam pelukan Yesung

Bagai mayat hidup, Yesung berjalan lunglai keluar rumah itu dan menatap langit, lalu berkata
“terima kasih sudah menepati janji kita.. Aku juga mencintaimu..”

Seperti memberi jawaban, angin bertiup lembut menggoyangkan daun daun hingga menimbulkan suara damai..
Seolah berkata.. “SELAMAT TINGGAL..”

THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar